Struktur Prompt yang Efektif: Format Sederhana hingga Lanjutan
Banyak orang mengeluh, "Kenapa jawaban AI-nya ngawur?"
Padahal, yang perlu diperbaiki bukan AI-nya—tapi prompt-nya.
Di artikel kali ini, kita akan belajar struktur prompt yang efektif, mulai dari yang paling dasar hingga lanjutan, agar kita bisa “berkomunikasi” dengan AI secara optimal.
1. Format Dasar: [Tugas] + [Topik]
Contoh:
Tulis artikel tentang zakat.
Jelaskan cara kerja stablecoin.
👉 Cocok untuk pemula. Simpel, tapi kadang hasilnya terlalu umum.
2. Format Menengah: [Tugas] + [Topik] + [Gaya] + [Target Audiens]
Contoh:
Tulislah artikel tentang sedekah dengan gaya ringan untuk pembaca pelajar SMP.
Jelaskan cara kerja blockchain seperti sedang ceramah di masjid.
👉 Cocok untuk edukasi dan dakwah. Membantu AI menyesuaikan nada bicara.
3. Format Lanjutan: [Peran] + [Tugas] + [Kriteria Output] + [Batasan]
Contoh:
Kamu adalah ustadz ahli muamalah. Buatkan ringkasan hukum crypto dalam Islam, maksimal 5 poin, tanpa menyebut pendapat individu tertentu.
👉 Cocok untuk konten dakwah, akademik, atau proyek kreatif seperti naskah, cerpen, bahkan khutbah.
Tips Menyusun Prompt Efektif
❌ Jangan terlalu umum: "Jelaskan AI."
✅ Lebih baik: "Jelaskan konsep AI untuk orang awam dengan analogi kehidupan sehari-hari."
❌ Jangan multitugas dalam 1 prompt: "Buat artikel, buat juga judul dan gambar."
✅ Pecah jadi beberapa prompt.
Kesimpulan
Membuat prompt adalah seni. Bukan sekadar menulis perintah, tapi merancang komunikasi.
Semakin baik strukturnya, semakin berkualitas pula respons AI.
Di artikel ke-4 nanti, kita akan masuk ke pembahasan teknik-teknik khusus dalam prompting seperti Zero-shot, Few-shot, dan Chain of Thought.
.