20px

Minimal Bisa Shalat Isya dan Subuh Berjamaah Jika Belum Mampu Iktikaf

Image: Jamaah Masjid Raya BIntaro Jaya di malam ke-25 Ramadhan (by Merza Gamal)
Image: Jamaah Masjid Raya BIntaro Jaya di malam ke-25 Ramadhan (by Merza Gamal)

Malam ini kita sudah memasuki hari ke-26 Ramadhan. Sudahkah saudaraku yang Muslim menjamu Ramadhan dengan optimal sehingga pantas meraih kemenangan pada Idul Fitri?

Allah SWT memuliakan hari-hari pada bulan Ramadhan. Dan malam 10 terakhir bulan Ramadhan memiliki kelebihan dengan Lailatul Qadarnya. Di mana hal itu terjadi pada malam hari.

Terkait malam Al-Qadar, yang Allah SWT rahasiakan kedatangannya, adakah ciri-ciri fisik yang bisa diindrai oleh mereka yang menantikan kedatangannya?

Lailatul Qadar sejatinya adalah malam yang terang, tidak panas, tidak dingin, tidak ada awan, tidak hujan, tidak ada angin kencang dan tidak ada yang dilempar pada malam itu dengan bintang (lemparan meteor). (HR Ath-Thabrani, Al-Mu'jam Al-Kabir, 22/59)

Keesokan hari malam Al-Qadar adalah matahari terbit sampai tinggi tanpa sinar (tidak bersinar terang) bak nampan (HR Muslim).

Apabila menemui malam itu, kita diperintahkan untuk memperbanyak ibadah dan doa.

Dari 'Aisyah ra. bahwa dia berkata, "Katakan kepadaku wahai Rasulullah, apa pendapatmu apabila aku mengetahui suatu malam adalah Lailatul Qadar. Apa yang aku katakan (mohonkan) di dalamnya?"

Rasulullah SAW menjawab, "Katakanlah (Berdoalah):

'Allhumma innaka 'afuwwun tuhibbul 'afwa fa'fu anni' ... Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf yang menyukai permintaan maaf, maka maafkanlah aku." (HR At-Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Adapun waktu kedatangannya pada sepuluh malam terakhir Ramadhan adalah rahasia Allah Azza wa Jalla. Hanya saja, sejumlah hadits menyingkapkan tanda bahwa Lailatul Qadar kemungkinan besar terjadi pada malam-malam ganjil, yaitu malam ke-21, 23, 25, 27 atau malam ke-29. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan terjadinya di malam-malam genap.

Adakah amalan yang bisa kita ikhtiarkan untuk bisa meraih Lailatul Qadar? Salah satu di antaranya adalah kita tidak sampai melewatkan shalat Isya dan Subuh berjamaah di masjid, terkhusus pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.

Imam Muhammad Idris Asy-Syafi'i dalam Al-Umm menuliskan bahwa:

"Menghidupkan Lailatul Qadar bisa dengan melaksanakan shalat Isya' berjamaah dan bertekad pula untuk melaksanakan shalat Subuh secara berjamaah."

Dikatakan pula oleh Imam Malik dalam Al-Muwatha' bahwa Ibnul Musayyib menyatakan bahwa:

"Siapa menghadiri shalat berjamaah pada malam Lailatul Qadar, maka dia telah mengambil bagian dari menghidupkan malam Lailatul Qadar tersebut."

Apa yang dinukilkan Imam Asy-Syafi'i dan ulama lainnya sejalan dengan hadits dari Utsman bin 'Affan ra. bahwa Nabi bersabda:

"Siapa yang menghadiri shalat Isya berjamaah, maka baginya pahala shalat separuh malam. Siapa yang melaksanakan shalat Isya dan Subuh berjamaah, maka baginya pahala shalat sepenuh malam." (HR Muslim dan At-Tirmidzi)

Jadi, jika kita sebagai Muslim belum mampu atau belum berkesempatan karena kesibukan lain yang maslahat, maka minimal kitab isa meluangkan waktu untuk melakukan shalat isaya dan subuh berjamaah di masjid agar berekesmpatan memperoleh malam Lailatul Qadar.

Disarikan dari Tafsir Hidayatul Insan, Lathaiful Ma'arif Imam Ibnu Rajab, 40 Sumpah Terdahsyat dalam Al-Quran.

Wallahualam bishowab

Terus Semangat!!!

Tetap Semangat...

.