Koding dan AI untuk Anak: Ancaman atau Peluang?Di era digital, banyak orang tua mulai mengenalkan anak-anaknya pada dunia koding dan kecerdasan buatan (AI). Namun tak sedikit pula yang khawatir: Apakah ini terlalu dini? Apakah ini bisa membuat anak jadi ‘robotik’ atau bahkan kecanduan teknologi?
Sebagian pihak bahkan menyebut bahwa mengajari anak AI bisa “berbahaya”, karena mereka khawatir anak jadi terlalu bergantung pada mesin, tidak bersosialisasi, atau malah terpapar ide-ide yang belum pantas.
Faktanya: Anak Butuh Bekal Masa Depan
Teknologi bukan lagi sekadar pelengkap hidup, tapi telah menjadi bagian inti dalam kehidupan manusia. Di balik layar game yang mereka mainkan, aplikasi yang mereka pakai, dan bahkan mainan mereka yang interaktif—semuanya melibatkan logika koding dan AI.
Anak-anak yang belajar koding tidak sedang diajari untuk menjadi hacker. Mereka sedang dilatih berpikir logis, memecahkan masalah, dan menumbuhkan kreativitas. AI yang dipelajari pun bukan berarti mereka menciptakan “robot jahat”, tapi memahami bagaimana teknologi bekerja agar tidak jadi korban teknologi itu sendiri.
Anak Tetap Butuh Bimbingan, Bukan Dilarang
Yang berbahaya bukan koding atau AI-nya, melainkan jika anak dibiarkan tanpa pendampingan. Seperti pisau, bisa menjadi alat memasak atau senjata, tergantung siapa yang mengajarkan cara menggunakannya.
Sebaliknya, justru jika anak dilarang mengenal koding dan AI, mereka akan menjadi buta teknologi dan berisiko tertinggal jauh di masa depan. Dunia kerja, komunikasi, bahkan dakwah ke depan akan sangat bergantung pada pemahaman digital.
Jadi, Apa Solusinya?
- Kenalkan secara bertahap dan kontekstual
- Gunakan pendekatan “plugged” dan “unplugged” (tanpa layar)
- Pilih kurikulum ramah anak (misalnya Scratch, Code.org, atau Python sederhana)
- Ajak diskusi nilai-nilai syar’i dalam penggunaan teknologi
- Batasi waktu screen time secara sehat
Pendidikan Digital = Amanah Zaman Ini
Sebagai orang tua Muslim, kita punya tanggung jawab menjaga akhlak anak tanpa mengorbankan kemampuan adaptifnya terhadap zaman.
Koding dan AI bisa jadi alat dakwah, alat produktif, atau alat kebaikan—jika didampingi dengan ilmu dan adab.
.