20px

Ketika Fitur Baru WhatsApp Dituduh hacker: Salah Paham Digital yg terulang lagi

Jodyaryono5072
160 artikel
Source: AI image Generated ChatGPT4o Prompt By Jody Aryono
Source: AI image Generated ChatGPT4o Prompt By Jody Aryono

Kecurigaan yang Terlalu Cepat

Pagi-pagi buta, grup WhatsApp ramai dengan pesan panik:
"Hati-hati! Ada fitur baru WhatsApp yang bikin akun kebajak! Jangan diaktifkan, itu hacker!"
Pesan ini menyebar cepat, disertai tangkapan layar fitur "Komunitas" WhatsApp yang memang belum semua orang familiar. Banyak yang langsung panik, bahkan ada yang keluar dari grup karena takut.

Fitur Asli, Bukan Phishing

Fitur yang dimaksud sebenarnya resmi dari WhatsApp: fitur Komunitas. Ini dirancang untuk membantu admin mengelola beberapa grup sekaligus — sangat berguna untuk sekolah, masjid, kantor, hingga RT/RW. Tapi karena tampilannya baru dan tidak semua orang paham, maka muncul stigma: "aneh = bahaya".

Mengapa Salah Paham Mudah Terjadi?

Karena masyarakat kita lebih terbiasa menyebar pesan peringatan daripada mengecek kebenaran. Kekhawatiran terhadap peretasan seringkali tidak dibarengi pemahaman teknis. Ironisnya, fitur baru yang justru meningkatkan koordinasi malah dicurigai sebagai alat pembobolan.

Perilaku yang Justru Berisiko

Lebih banyak orang percaya pada broadcast hoaks daripada dokumentasi resmi. Akibatnya:

Fitur bagus tak dimanfaatkan.

  • Panik massal terjadi.

  • Masyarakat jadi semakin anti-teknologi.

    Padahal, ancaman nyata justru datang dari klik tautan tidak dikenal, bukan dari fitur resmi aplikasi.

    Solusi: Edukasi, Bukan Fobia

    Solusi dari semua ini adalah edukasi. Literasi digital harus dimulai dari hal sederhana:

    Kenali fitur baru lewat sumber resmi.

  • Jangan langsung percaya broadcast yang tidak jelas.

  • Tanyakan pada orang yang paham, bukan ikut panik berjamaah.

    Penjelasan Resmi Fitur Komunitas

    Fitur ini memungkinkan:

    Mengelompokkan beberapa grup menjadi satu komunitas.

  • Admin bisa kirim pengumuman sekali ke seluruh grup.

  • Privasi tetap terjaga, karena fitur ini bukan grup publik.

    Tidak ada unsur peretasan. Tidak ada celah keamanan.

    Apa yang Bisa Kita Lakukan?

    Edukasi orang terdekat tentang pentingnya cek fakta.

  • Dorong diskusi digital yang sehat, bukan menakut-nakuti.

  • Laporkan pesan hoaks ke pihak WhatsApp.

    Runangan Pribadi

    Sebagai orang yang sering dimintai tolong "cek HP" oleh orang tua, saya sering melihat pola yang sama: begitu ada tampilan baru, langsung dianggap ancaman. Tapi setelah dijelaskan pelan-pelan, biasanya mereka justru senang karena merasa lebih paham. Itulah bukti bahwa edukasi digital masih sangat dibutuhkan — dan bisa dilakukan mulai dari rumah.

    Referensi

    ANTARA menjelaskan klaim bahwa chat audio grup WhatsApp sebagai modus peretasan adalah hoaks, dan fitur tersebut tetap terenkripsi

  • Medcom mempertegas bahwa fitur Chat Audio aman, terenkripsi, dan bukan cara hacker mencuri saldo 

  • Tempo Cek Fakta mengulas secara mendetail bahwa klaim chat suara WhatsApp pertanda peretas adalah keliru 

  • WhatsApp Community Chat

  • WhatsApp Community Benefit How To

    .