Keterlibatan dan kesejahteraan insan perusahaan pada perusahaan sangat timbal balik, dengan masing-masing memengaruhi keadaan masa depan perusahaan pada tingkat yang sama. Kesejahteraan yang tinggi meningkatkan manfaat keterlibatan, meningkatkan kinerja insan perusahaan ke tingkat yang tidak dicapai melalui keterlibatan saja.
Kesejahteraan sangat penting dikonseptualisasikan dan ditangani secara holistik di semua lima elemen esensial - karier, sosial, keuangan, komunitas, dan fisik. Program kesehatan fisik saja tidak cukup untuk mendukung tenaga kerja yang berkembang pesat dan berkinerja tinggi.
Memaksimalkan penggunaan kekuatan alami insan perusahaan, yang merupakan komponen penting dari keterlibatan dan kesejahteraan serta yang sangat terkait satu sama lain, juga telah terbukti meningkatkan kinerja insan perusahaan pada saat keterlibatan dan kesejahteraan tinggi. Kelelahan di tempat kerja berkurang hingga mendekati nol di antara insan perusahan yang terlibat dan berkesejahteraan tinggi yang juga bekerja dalam budaya perusahaan yang menghormati kekuatan individu.
Kinerja insan perusahaan selalu penting untuk hasil bisnis, baik sebelum Covid maupun di tengah pandemi Covid-19. Untuk memaksimalkan kinerja insan perusahaan, para pemimpin harus peduli seberapa baik kebutuhan psikologis insan perusahaan terpenuhi dan bagaimana mereka mengevaluasi dan mengalami kehidupan mereka, baik di tempat kerja atau pun di rumah.
Pandemi memiliki dampak negatif yang luar biasa pada kesejahteraan meliputi peringkat kehidupan secara keseluruhan, stres harian, dan kekhawatiran harian yang memburuk dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Dalam kasus peringkat kehidupan, misalnya, "Gallup" mengklasifikasikan responden sebagai "berkembang", "berjuang" atau "menderita" menurut bagaimana mereka menilai kehidupan saat ini dan masa depan mereka pada skala tangga dengan langkah-langkah dinomori dari nol hingga 10, berdasarkan Cantril Self-Anchoring Striving Scale.
Mereka yang menilai kehidupan mereka saat ini sebagai "7" atau lebih tinggi dan harapan hidup mereka dalam lima tahun sebagai "8" atau lebih tinggi diklasifikasikan sebagai berkembang. Pada bulan Maret dan April 2020, persentase orang dewasa di USA yang berkembang anjlok hampir 10 poin persentase menjadi 46,4%, menyamai titik terendah bersejarah sebelumnya yang diukur pada November 2008 di tengah Resesi Hebat.
Namun demikian, keterlibatan dan kesejahteraan insan perusahaan dapat sangat melindungi pekerja dari efek pandemi yang berpotensi merusak pada peringkat kehidupan. Kelelahan di tempat kerja berkurang hingga mendekati nol di antara insan perusahaan yang terlibat dan berkesejahteraan tinggi yang juga bekerja dalam budaya yang menghormati kekuatan individu.
Berdasarkan studi panel Gallup (Oktober 2020), sekitar dua pertiga pekerja (66%) tidak terlibat dan memiliki kesejahteraan yang kurang optimal. Dari jumlah tersebut, 52% dianggap berkembang dalam evaluasi hidup mereka secara keseluruhan. 22% pekerja lainnya, pada gilirannya, terlibat di tempat kerja tetapi memiliki kesejahteraan yang kurang optimal. Dari jumlah tersebut, 65% berkembang, peningkatan yang signifikan. Akan tetapi, ketika keterlibatan dan kesejahteraan tinggi sama-sama hadir, dampaknya pada evaluasi kehidupan terlihat jelas. Untuk segmen pekerja, 92% dianggap berkembang.
Dalam rangka menghadapi krisis akibat pandemi Covid-19, Bank Mandiri memperkuat data analisis agar mampu beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan situasi yang terjadi, termasuk untuk menjadi data analisis dalam rangka memperkuat keterlibatan dan kesejahteraan insan perusahaan. Penguatan data analisis ini merupakan salah satu bagian dari transformasi digital yang dilakukan Bank Mandiri. Lewat transformasi ini, Bank Mandiri mampu menganalisis data dengan cepat dan mengelola lebih dari 100 juta rekaman data setiap hari.
Bank Mandiri telah menggandeng platform Cloudera dan Tableau untuk memperkuat kapabilitas data analisis, sehingga dapat meningkatkan ketahanan (resiliency) dan agility dalam menjaga perkembangan bisnis serta membantu mengelola dampak pandemi Covid-19. Saat ini, Bank Mandiri dapat menyelaraskan kompleksitas proses data, melakukan tata kelola data, dan melakukan analisis multifungsi di tengah perubahan situasi tanpa mengorbankan keamanan data, tata-kelola, serta ketentuan yang berlaku.
Untuk mengantisipasi potensi krisis yang lebih dalam akibat pandemi, Bank Mandiri membangun Enterprise Information & Decision Platform sebagai sarana memonitor operasional bank. Top manajemen dapat mengambil keputusan dengan cepat berdasarkan informasi yang tersedia di dashboard. Informasi fokus pada 3 hal yang utama, yaitu (1) memantau likuiditas dan transaksi harian di 2.564 kantor cabang dan 1.748 jaringan mikro secara real-time, (2) Kondisi kesehatan pegawai dan (3) Perkembangan program restrukturisasi kredit. Pemantauan ini bertujuan untuk mempertahankan layanan terbaik bagi nasabah, menjaga agar transaksi tertata dengan baik dan mendukung bisnis nasabah.
Data perubahan zona paparan Covid-19 juga dapat diketahui secara mudah dengan menggunakan data analisis. Dengan data analisis ini, Bank Mandiri mampu memantau status kesehatan 76.477 pegawai yang bekerja di 12 kantor regional, 90 kantor wilayah, dan 2.564 kantor cabang setiap hari.
Hanya dalam hitungan jam, dasbor pada platform ini dapat menentukan insan perusahaan yang berisiko terpapar Covid-19 atau tidak dengan pengelolaan data terkait lokasi kerja (kantor atau rumah), jenis transportasi yang digunakan, maupun pola pergerakan mereka setiap hari.
Melalui informasi ini, Bank Mandiri dapat mengambil keputusan berbasis data mengenai pengaturan tim dan meminimalisir risiko ribuan insan perusahaan terpapar Covid-19. Dengan demikian, Bank Mandiri mampu mengelola keterlibatan dan kesejahteraan insan perusahaan dengan melindungi pekerja dari efek pandemi, dan pada akhirnya membuat Bank Mandiri mampu menjalankan bisnisnya dengan baik, walau pun di tengah pandemi Covid-19.
Penulis,
Merza Gamal
Author of Change Management & Cultural Transformation
Former AVP Corporate Culture at Biggest Bank Syariah
.