20px

AI dan Takdir : Apakah Mesin Bisa mengubah ketentuan Allah?

Jodyaryono5072
160 artikel
Sumber: Ai Generated Image Chat GPT 4o Prompt By Jody Aryono
Sumber: Ai Generated Image Chat GPT 4o Prompt By Jody Aryono
Input Keterangan & Sumber Gambar (Contoh: Foto Langit Malam (Sumber: Freepik/Kredit Foto))
Input Keterangan & Sumber Gambar (Contoh: Foto Langit Malam (Sumber: Freepik/Kredit Foto))

AI dan Takdir: Apakah Mesin Bisa Mengubah Ketentuan Allah?

Kecerdasan buatan (AI) kini mampu memprediksi cuaca, meramal kemungkinan penyakit, bahkan menilai peluang seseorang sukses dalam karier. Hal ini menimbulkan pertanyaan mendalam di tengah umat beragama, khususnya Muslim: apakah AI bisa mengubah takdir?

Apakah prediksi mesin bisa menggeser ketentuan Allah SWT? Atau justru AI hanyalah cermin dari sunnatullah yang memang bisa dikaji?

Prediksi Bukan Penentu

Pertama-tama, perlu dibedakan antara prediksi dan penetapan. AI hanya bekerja berdasarkan data dan pola. Ia bisa memprediksi kemungkinan kegagalan jantung, tapi tidak bisa menentukan apakah seseorang benar-benar wafat esok hari.

Dalam Islam, takdir adalah bagian dari rukun iman. Keyakinan terhadap Qadar, baik dan buruknya, adalah mutlak. Maka, tak ada satu pun mesin, secerdas apa pun, yang bisa melampaui kehendak Allah.

AI dalam Perspektif Sunnatullah

Namun Islam juga mengajarkan bahwa dunia ini berjalan dengan hukum-hukum sebab-akibat (sunnatullah). Makan berlebihan bisa menyebabkan sakit. Begadang terus-menerus bisa memicu depresi.

Dalam konteks ini, AI hanya membantu manusia membaca pola dari sunnatullah tersebut. Maka, menggunakan AI untuk menganalisis risiko atau membuat keputusan adalah bentuk ikhtiar — bukan perlawanan terhadap takdir.

Takdir Bisa Berubah Lewat Doa dan Usaha

Dalam banyak hadis, Nabi ﷺ menyampaikan bahwa doa dan sedekah bisa mengubah takdir. Maka, jika AI menunjukkan risiko kegagalan jantung, bukan berarti nasib telah ditetapkan — justru menjadi alarm untuk bertobat, memperbaiki gaya hidup, dan mendekat kepada Allah.

Dengan kata lain: AI membaca tren, tapi Allah pemilik akhir keputusan.

Kesimpulan

AI adalah alat bantu. Ia tidak memiliki ruh, tidak paham qadha dan qadar, dan tidak bisa menggantikan takdir yang ditetapkan oleh Sang Maha Mengetahui.

Sebagai Muslim, kita boleh menggunakan AI sebagai sarana ikhtiar — tapi tidak boleh menjadikannya sandaran hati. Karena yakinilah: yang menciptakan logika mesin adalah juga yang menciptakan hati manusia.

Input Keterangan & Sumber Gambar (Contoh: Foto Langit Malam (Sumber: Freepik/Kredit Foto))
Input Keterangan & Sumber Gambar (Contoh: Foto Langit Malam (Sumber: Freepik/Kredit Foto))

.