5 Kesalahan Umum Saat Membuat Prompt (Dan Cara Menghindarinya)
Jika Anda merasa jawaban AI terasa aneh, tidak relevan, atau terlalu dangkal, besar kemungkinan penyebabnya adalah prompt Anda sendiri.
Dalam dunia prompt engineering, kesalahan kecil dalam menyusun instruksi bisa berdampak besar pada hasil yang diterima.
Berikut adalah lima kesalahan paling umum saat menulis prompt, disertai solusi praktis agar Anda bisa menghindarinya.
1. Terlalu Umum
Contoh prompt:
"Jelaskan tentang Islam."
Masalah: AI akan menjawab terlalu luas dan kurang fokus.
Solusi: Buat prompt lebih spesifik.
"Jelaskan lima rukun Islam untuk siswa SMP."
2. Memberi Banyak Tugas dalam Satu Prompt
Contoh prompt:
"Buat artikel, ringkasan, dan infografis ya."
Masalah: AI tidak tahu mana yang harus diprioritaskan.
Solusi: Pisahkan tugas menjadi beberapa prompt.
Pertama: "Buat artikel tentang zakat."
Lalu: "Buat ringkasan dari artikel tersebut."
Kemudian: "Buat daftar poin penting untuk infografis."
3. Tidak Menentukan Gaya Penulisan atau Audiens
Contoh prompt:
"Tulis artikel tentang zakat."
Masalah: Gaya bisa terlalu kaku atau terlalu akademis.
Solusi: Tambahkan konteks dan sasaran pembaca.
"Tulis artikel tentang zakat dengan gaya ringan untuk remaja masjid."
4. Tidak Memberikan Contoh
Contoh prompt:
"Buatkan caption dakwah."
Masalah: AI kesulitan menangkap nada dan gaya yang dimaksud.
Solusi: Sertakan contoh terlebih dahulu.
"Contoh caption:
'Sedekah tak mengurangi harta, justru membersihkannya.'
Sekarang buat 3 caption lain dengan gaya serupa."
5. Tidak Menentukan Batasan atau Panjang Jawaban
Contoh prompt:
"Jelaskan hukum crypto."
Masalah: Jawaban bisa terlalu panjang atau berputar-putar.
Solusi: Tentukan format dan panjang output.
"Jelaskan hukum crypto menurut 3 prinsip syariah, maksimal 150 kata."
Penutup
Prompt adalah seni menyusun kata yang tepat agar AI bekerja dengan maksimal.
Semakin jelas dan terstruktur prompt yang Anda buat, semakin bermanfaat pula jawaban dari AI.
Ingat, dalam Islam pun bertanya tidak asal tanya. Harus dengan adab, niat baik, dan kejelasan.
Begitu pula saat kita bertanya ke AI. Karena yang bertanggung jawab bukan AI-nya, tapi penggunanya.
Di seri berikutnya, kita akan bahas:
Prompt Syar’i: Etika, Adab, dan Amanah dalam Bertanya ke AI
.